Integrasi Produksi Pasca-panen: Pabrik Pakan PT Borneo Indobara Dorong Kemandirian Ekonomi Warga

24 jam yang lalu

Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan – Desember 2024 – Di lahan seluas 2.500 meter persegi di sekitar wilayah operasional PT Borneo Indobara (BIB), anak perusahaan dari PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) selaku perusahaan tambang batu bara di Kalimantan Selatan, berdiri sebuah bangunan sederhana berukuran 25×8 meter. Namun siapa sangka, dari tempat inilah lahir sebuah inisiatif besar yang menggerakkan roda ekonomi masyarakat: Pabrik Pakan Terpadu, yang sejak 2023 menjadi tonggak transformasi pasca-panen dan ketahanan pangan lokal.

Pabrik ini tak sekadar memproduksi pakan unggas dan ikan dengan kapasitas maksimal 50.000 kg per bulan, tetapi juga menjadi simpul integrasi antara hasil pertanian lokal dan kebutuhan usaha peternakan masyarakat di sekitar tambang.

Dikelola oleh kelompok masyarakat di bawah naungan BUMDes, sebanyak 12 kepala keluarga (KK) kini menjadi penerima manfaat langsung dari keberadaan pabrik ini. Tidak hanya menyerap hasil budidaya jagung dan ikan rucah sebagai bahan baku utama, pabrik ini juga berperan strategis dalam mendukung sentra usaha binaan perusahaan di ring 1 wilayah operasional BIB.

Lebih dari itu, inisiatif ini mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pasokan bahan pakan dari luar yang kerap kali memiliki harga tinggi dan fluktuatif. Dengan efisiensi produksi yang terukur, Harga Pokok Produksi (HPP) pakan dari pabrik ini jauh lebih rendah, memungkinkan penjualan dengan harga di bawah pasar tanpa mengorbankan kualitas.

Hingga kini, tercatat sebanyak 285.984 kg pakan telah diproduksi sejak 2023, menghasilkan omset sekitar Rp563 juta. Tak hanya itu, keberhasilan operasional pabrik juga menarik perhatian lembaga pembiayaan. Dukungan dana dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) menjadi modal penting untuk pengembangan skala produksi ke depan.

Dari sisi dampak sosial, program ini mencatatkan skor SROI (Social Return on Investment) sebesar 3,9, sebuah indikator kuat bahwa program ini berdampak signifikan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tak berhenti sampai di sini, BIB telah merancang rencana ekspansi strategis pada 2025, yaitu dengan membangun pabrik pakan tambahan dan pabrik tepung ikan. Langkah ini diharapkan mampu memenuhi seluruh kebutuhan pakan ternak unggas dan ikan di 22 desa binaan, sekaligus memperkuat ekosistem agribisnis lokal berbasis kolaborasi dan kemandirian.

Pabrik pakan ini bukan sekadar infrastruktur produksi, melainkan simbol keberlanjutan, kemandirian, dan harapan. Di tengah lanskap industri ekstraktif, BIB membuktikan bahwa pertambangan dan pembangunan masyarakat bisa berjalan beriringan, memberikan manfaat nyata bagi lingkungan sekitar.