Tambang batubara menjadi tulang punggung industri energi Indonesia, yang pada 2024 mencatat produksi nasional mencapai 836 juta ton 117% dari target.
Di tengah permintaan energi global dan ekspor yang terus naik, metode tambang terbuka (open pit) mendominasi operasi di PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). Dengan lima area konsesi strategis, GEMS bukan sekadar produsen, tapi pemain utama dalam menjaga ketahanan energi.
Wilayah Tambang Strategis Milik GEMS
GEMS mengelola konsesi pertambangan batubara di Kalimantan dan Sumatera melalui entitas anak usaha pemegang izin pertambangan batubara yakni PT Borneo Indobara (BIB), PT Barasentosa Lestari (BSL), PT Kuansing Inti Makmur (KIM) beserta anak usahanya, PT Trisula Kencana Sakti (TKS), serta PT Era Mitra Selaras (EMS) beserta anak usahanya.
Hingga akhir 2024, total area tambang yang dikelola mencapai sekitar 66.204 hektar, dengan cadangan batubara sebesar 900 juta ton.
Lokasi yang tersebar strategis di Kalimantan dan Sumatera juga menjadikan GEMS unggul secara logistik, baik untuk pemenuhan pasar domestik maupun ekspor. Diversifikasi ini memperkuat ketahanan rantai pasok dalam industri tambang batubara di Indonesia.
3 Tambang Aktif GEMS yang Menopang Produksi Strategis
Industri tambang batubara di Indonesia semakin dinamis dari masa ke masa. GEMS saat ini beroperasi melalui tiga anak perusahaannya, yaitu:
1. BIB (Borneo Indobara)
Berlokasi di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, BIB adalah tulang punggung produksi GEMS. Tambang terbuka batubara ini menghasilkan kalori sedang untuk PLTU dan pasar ekspor Asia.
Dengan teknologi tambang batubara berbasis digital monitoring dan integrasi hauling, efisiensi produksi menjadi keunggulan utama.
2. BSL (Barasentosa Lestari)
Tambang ini terletak di Musi Rawas, Sumatera Selatan, dan fokus pada produksi batubara kalori rendah-sedang. Sebagai pemain utama dalam penyaluran DMO ke PLN, BSL memperkuat ketahanan energi nasional melalui rantai pasok domestik. Praktik tambang berkelanjutan diterapkan dengan memperhatikan efisiensi dan distribusi regional.
3. KIM (Kuansing Inti Makmur) dan Anak Perusahaannya
Terletak di Kabupaten Bungo, Jambi, KIM dan anak perusahaannya menghadirkan pasokan kalori sedang yang sesuai untuk pasar domestik dan regional terbatas. Meski kontribusinya lebih kecil, KIM menjadi simpul penting dalam pertumbuhan ekonomi lokal serta ekspansi GEMS di wilayah Sumatera. Operasi tambang juga dilakukan dengan pendekatan adaptif dan mengedepankan efisiensi.
Efisiensi dan Keberlanjutan: Bagian dari Sistem, Bukan Sekadar Slogan
GEMS menerapkan praktik tambang berkelanjutan melalui langkah konkret: reklamasi lahan pascatambang, pengolahan air limbah (water treatment), pemanfaatan solar panel, serta efisiensi bahan bakar minyak.
Bukan hanya respons sesaat terhadap tekanan global, pendekatan ini telah menjadi blue print sejak awal perusahaan beroperasi. Ini sekaligus menegaskan komitmen jangka panjang GEMS untuk menyeimbangkan produktivitas keberlanjutan.