Dalam bayang-bayang transisi energi, kegunaan batu bara justru semakin krusial sebagai salah satu penopang Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menjadi kontributor utama dalam bauran energi Indonesia. Tak hanya menjaga listrik tetap menyala, batu bara menggerakkan ekspor dan menopang industri hingga mendanai pembangunan.
Di tengah tekanan global menuju energi bersih, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) hadir dengan pendekatan berbeda, membuktikan bahwa tanggung jawab lingkungan dan produksi batu bara yang efisien dapat berjalan beriringan.
Beragam Kegunaan Batu Bara dalam Industri Strategis
Peran batu bara jauh lebih luas dari sekadar bahan bakar, saat ini ia menjadi komponen penting dalam berbagai industri utama. Dalam industri baja, misalnya, dibutuhkan sekitar 0,7 ton batu bara jenis metallurgical (coking coal) untuk memproduksi 1 ton baja kasar.
Sementara itu, di industri semen, batu bara digunakan untuk menghasilkan 1 ton klinker, dengan penggunaan sekitar 0,15 ton batu bara per ton semen, menghasilkan emisi karbon mendekati 1 ton per ton semen.
Sebagai bahan baku kimia, batu bara melalui proses gasifikasi menghasilkan syngas, yang kemudian dapat diolah menjadi metanol, fenol, dan bahan kimia penting lainnya untuk industri farmasi hingga plastik.
Proyeksi produksi batu bara GEMS pada tahun 2025 sebesar 50 juta ton, yang dapat mendukung rencana produksi batu bara nasional yang mencapai 735 juta ton, hal ini memperkuat posisi GEMS sebagai mitra strategis dalam percepatan pembangunan industri dan energi nasional.
Multiplier Effect: Peran Sosial GEMS dalam Pemberdaan Masyarakat
Dari Tambang untuk Kehidupan yang Lebih Baik
Industri batubara kerap dipandang hanya dari sisi kontribusi makro—PDB, devisa ekspor, atau penyerapan tenaga kerja. Namun bagi GEMS, keberadaan tambang harus lebih dari itu: memberikan nilai tambah sosial yang nyata dan menciptakan dampak berantai (multiplier effect) bagi komunitas lokal. Prinsip ini diwujudkan lewat serangkaian program CSR strategis yang tidak hanya menjawab kebutuhan dasar, tetapi juga merangsang pertumbuhan ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan keberlanjutan lingkungan.
Multiplier Effect yang Nyata
Program CSR GEMS melalui unit operasionalnya, PT Borneo Indobara (BIB), dirancang bukan sebagai aktivitas filantropi semata, melainkan investasi jangka panjang untuk membangun ekosistem produktif. Beberapa pencapaian yang mencerminkan multiplier effect tersebut antara lain:
- Program Kelompok Nelayan Berjaya
Mengolah sekitar 6.246 buah ban bekas menjadi 694 rumpon (fish aggregating devices).
Dampak: hasil tangkapan ikan meningkat hingga 10 kali lipat, mengurangi pengeluaran bagi para nelayan, sekaligus memulihkan ekosistem laut.
Multiplier Effect: meningkatkan pendapatan nelayan, mengurangi limbah tambang, sekaligus memperkuat ketahanan pangan laut. Selain itu timbul kelompok baru untuk hilirisasi komoditas produk hasil laut.
- Andaru Mamulih Angsana – Air Minum dari Kolam Bekas Tambang
Pemanfaatan kolam bekas tambang seluas 32 hektar dengan kapasitas 8 juta m³ sebagai sumber air baku.
Dampak: Teknologi pengolahan menghasilkan air minum pH 8+ dengan kapasitas 3.600 liter/jam, menyuplai kebutuhan di 8 desa baik untuk air bersih dan air minum
Multiplier Effect: pengeluaran air masyarakat turun 93%, timbulkan usaha-usaha baru di Masyarakat dengan adanya air bersih dan air minum, serta menghadirkan contoh nyata circular economy dari tambang untuk masyarakat.
- Integrated Farming System (IFS)
Pemanfaatan 97,16 hektar lahan tidur di 22 desa ring 1 untuk pertanian, perikanan, dan peternakan. Dan akan terus dikembangkan Kembali.
Dampak: mengentaskan hingga 93% keluarga miskin, memperkuat ketahanan pangan, serta menciptakan rantai nilai ekonomi baru.
Multiplier Effect: lahan yang tadinya tidak produktif kini menjadi sumber penghidupan lintas generasi, mengurangi ketergantungan pada industri tambang.
- Produk Briket Batubara – Pemanfaatan Limbah Batubara
Dampak: Limbah batubara dimanfaatkan menjadi briket berkualitas sebagai energi alternatif rumah tangga dan UMKM.
Multiplier Effect: mengurangi ketergantungan pada LPG, mendukung energi ramah lingkungan, sekaligus menciptakan peluang usaha lokal baru.
- Pemberdayaan Home Industry & UMKM
Dampak: Dukungan bagi usaha kecil seperti pengolahan pangan lokal, kerajinan, hingga jasa konveksi (seragam tambang).
Multiplier Effect: diversifikasi ekonomi desa, penciptaan lapangan kerja perempuan, serta penguatan kemandirian keluarga.
Dampak berantai dari CSR GEMS tidak berhenti pada satu sektor. Air minum meningkatkan kesehatan sekaligus menghemat biaya rumah tangga. Pertanian, perikanan, peternakan menghidupkan kembali lahan tidur sekaligus mengurangi kemiskinan. Nelayan berdaya, UMKM tumbuh, pendidikan terbuka, kesehatan membaik, kelembagaan desa menguat. Semua bergerak dalam satu ekosistem sosial yang produktif.
Inilah esensi multiplier effect GEMS: mengubah kontribusi industri batu bara dari sekadar angka di neraca negara, menjadi kekuatan yang menumbuhkan kehidupan di tingkat paling mikro—desa, keluarga, dan individu.
Komitmen GEMS untuk Masa Depan
GEMS bukan sekadar mengejar target produksi, melainkan merancang masa depan yang inklusif—untuk masyarakat dan lingkungan serta ekonomi nasional.
Dengan komitmen jangka panjang dan tanggung jawab lintas sektor, GEMS membuktikan bahwa kegunaan batu bara akan terus relevan jika dikelola secara berkelanjutan.