Produksi Batu Bara Indonesia: Tren, Tantangan, dan Peluang di Era Energi Baru

Produksi Batu Bara Indonesia
Produksi Batu Bara Indonesia: Tren, Tantangan, dan Peluang di Era Energi Baru
Kemarin

Produksi batu bara Indonesia menembus rekor baru pada 2024, menjadikannya produsen nomor tiga terbesar di dunia setelah China dan India. Tren ini bukan sekadar angka di tengah gelombang elektrifikasi global dan lonjakan kebutuhan energi domestik. Ini adalah sinyal pergeseran strategi energi nasional.

Tren Produksi Batu Bara Secara Nasional

Tren produksi batu bara nasional menunjukkan lonjakan signifikan dalam lima tahun terakhir. Dari 563,73 juta ton pada 2020, angka produksi melonjak menjadi 836,13 juta ton pada 2024 yang melampaui target produksi batu bara nasional.

Kenaikan ini mengindikasikan kesiapan industri dalam menjaga pasokan energi nasional yang stabil di tengah lonjakan permintaan elektrifikasi. Capaian Pemenuhan kebutuhan batubara domestik tahun 2024 tercapai 128,33% dari target sebesar 181,28 juta ton merupakan sinyal bahwa Indonesia siap menjawab tantangan energi masa depan.

Data Produksi Batu Bara Indonesia tahun 2020-2024*

Tahun

2020

2021

2022

2023

2024

Produksi Batu Bara (juta ton)

563,73

613,99

687,43

775,18

836,13

*sumber Laporan Kinerja Kementerian ESDM tahun 2024

Ekspor Batu Bara dan Kontribusi Ekonomi Nasional

Tak hanya menopang listrik dalam negeri, ekspor batu bara juga menjadi sumber devisa yang signifikan bagi negara. Sepanjang 2024, Indonesia mencatat realisasi kontribusi mineral dan batu bara ke PNBP sebesar Rp 140,46 triliun yang melampaui target sebesar 123,71%.

Pada tahun 2024, pangsa pasar batu bara GEMS dan Entitas Anak mencakup pasar domestik serta berbagai negara di Asia, termasuk Tiongkok, India, Korea Selatan, Filipina, Malaysia, Bangladesh, Vietnam, Kamboja, dan Hong Kong. Sebesar 63% dari total produksi GEMS dialokasikan untuk pasar ekspor.

Peran ini menjadikan sektor tambang salah satu penyokong APBN. GEMS  turut menjaga kelancaran rantai pasok ekspor sekaligus memenuhi kebutuhan domestik, yang pada akhirnya memperkuat posisi Indonesia dalam peta energi global yang kian kompetitif.

Peluang Investasi & Ketahanan Energi

Meski transisi ke energi baru terbarukan (EBT) terus digaungkan, PLTU dan industri baja serta semen masih bergantung pada batu bara sebagai sumber energi utama.

Ketergantungan ini justru membuka peluang investasi batu bara Indonesia, terutama untuk menjamin pasokan energi yang stabil di masa transisi. Dengan tata kelola yang adaptif dan berkelanjutan, batu bara tetap menjadi jembatan strategis menuju ketahanan dan kemandirian energi nasional.

Green Mining: Teknologi Tambang Berkelanjutan

Guna mendukung dekarbonisasi, PT Borneo Indobara (BIB) di bawah naungan GEMS terus mendorong efisiensi tambang berbasis teknologi. Melalui sistem digitalisasi operasional, GEMS mengembangkan inovasi digital berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Ini mencakup seluruh proses siklus pertambangan, mulai dari proses produksi, proses inventory dalam Run of Mine (ROM) Stockpile, proses pengantaran batu bara (coal hauling) hingga proses pemuatan batu bara di area pelabuhan (barging, transshipment, dan sales). GEMS akan terus beradaptasi dengan teknologi pertambangan dengan tetap mendukung upaya dekarbonisasi.