Prospek Usaha

Berdasarkan pengamatan International Energy Agency (IEA), perdagangan batu bara global pada tahun 2024 diproyeksikan mengalami penurunan, seiring dengan peningkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir di Tiongkok, India, dan Uni Eropa. Langkah ini, didukung oleh komitmen global terhadap mitigasi perubahan iklim melalui Perjanjian Paris, mendorong percepatan transisi energi dari batu bara menuju energi terbarukan yang lebih berkelanjutan.

Namun, di tengah penurunan permintaan global secara keseluruhan, Indonesia tetap optimis dengan menargetkan produksi batu bara sebesar 922 juta ton pada tahun 2024. Dari jumlah tersebut, domestic market obligation (DMO) ditetapkan sebesar 220 juta ton, untuk memastikan ketersediaan pasokan batu bara bagi sektor kelistrikan dan industri dalam negeri. Target ini juga sejalan dengan rencana pemerintah dalam mendukung program pembangunan proyek pembangkit listrik 35 GW serta peningkatan kapasitas industri nasional.

Sebagai salah satu eksportir utama batu bara termal dunia, permintaan batu bara Indonesia dari pasar Asia diproyeksikan tetap kuat. Untuk 2 bulan pertama tahun 2024, volume pengiriman batu bara Indonesia meningkat hampir 20% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh kebutuhan batu bara di Tiongkok yang terus meningkat, terutama untuk mendukung rantai pasokan bahan bangunan dan industri suku cadang. Selain itu, permintaan dari Vietnam juga menunjukkan tren positif, dengan peningkatan signifikan untuk kebutuhan pabrik semen dan baja yang mengalami lonjakan produksi.

Meskipun demikian, tantangan transisi energi global tetap menjadi perhatian utama. Upaya untuk mengelola keberlanjutan sektor batu bara di Indonesia terus dilakukan, melalui penerapan teknologi rendah emisi serta diversifikasi pasar dan produk. Langkah-langkah ini diharapkan mampu menjaga kontribusi signifikan sektor batu bara terhadap perekonomian nasional, sekaligus mendukung pencapaian target energi yang ramah lingkungan.

 

Proyeksi 2025 Perseroan

Perseroan menargetkan volume produksi tahun 2025 berkisar antara 50-55 juta ton, sedangkan volume penjualan antara 51-56 juta ton.